Setia Kawan…
Itu judulnya,
waktu saya baca selembar kertas A4 siang tadi.
Secara gak
sengaja kertas itu saya dapet dari teman sekelas, namanya Susana Budiarti,
panggilannya Susan, just that…
Lengkapnya
tulisan itu menggunggah saya, mungkin buat lebih lengkapnya langsung saja ya.
Setia kawan
menurut KBBI
“setia kawan/se-ti-a ka-wan/ n perasaan bersatu, sependapat dan sekepentingan; solider”
Sebagai
manusia yang memang sudah kodratnya sebagai mahluk sosial, dalam hidup dan
kehidupan memerlukan orang lain untuk saling berbagi, orang lain yang sering
kita ajak untuk saling berbagi ini biasa disebut teman, kawan, maupun sahabat.
Dalam hubungan pertemanan ini pasti mempunyai rasa satu kesatuan yang saling
mengikat satu sama lain, rasa saling mengikat ini juga bisa disebut sebagai
setia kawan.
Setia kawan bukan berarti harus
melingdungi teman dari kesalahan, setia kawan juga tidak seharusnya disalah
artikan untuk hal-hal negative yang biasa merusak masa depan teman kita.
Tetapi, kita harus bisa mengklarifikasi tentang perbuatan salahnya. Hal ini
lebih berguna dan solutif, baik untuk diri sendiri maupun dengan teman kita.
Dari sini teman juga bisa mengukur solidaritas kepada temannya. Arti
persahabatan pun akan lebih tampak. Teman suka mengevaluasi bukan berarti ikut
campur urusan pribadi. Mereka ingin memberikan solusi dan masukan untuk
meluruskan kita, dan membuat kita lebih baik kedepannya. Semua perbuatan dan
tingkah laku kita tak bisa di koreksi sendiri. Hanya saja orang lain yang mampu
menilai. Kita harus banyak menerima saran dan kritik teman. Jadi, anggap saja
teman kita cerminan kita.
So, itulah
beberapa barisan tulisan yang tertera di selembar kertas itu.
Dan dari
selembar tulisan itu, saya merasakan Sesuatu hal yang dulunya pernah saya
pikirkan tentang setia kawan, sahabat dan sejenisnya, tentang bagaimana rasa
solidaritas, hubungan baik dan tentunya adanya rasa enak gak enak sama teman.
Terkadang dan seringkali kita mengatasnamakan “setia kawan” dalam berbuat
hal-hal yang merugikan, tanpa berpikir panjang tentang dampaknya kedepan, entah
dampak buat diri kita sendiri, teman kita, orang lain dan persahabatan itu
sendiri. Contoh-contoh itu nyata ada didepan mata, tentunya bukan hanya saya
yang menjumpai, namun teman-teman sendiri tentu menjumpainya atau bahkan
mengalaminya sendiri.
Semoga sedikit
tulisan ini mampu memberikan inspirasi baru buat teman-teman, terutama yang
suka mengatasnamakan sesuatu (utamanya negatif) dengan kata “setia kawan”.
Alangkah lebih baik bila setia kawan itu digunakan dalam hal-hal positif,
seperti saling membantu, saling mengingatkan dan tentunya saling berbuat
kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar